Waspadai Cacar Monyet, Begini Penularan dan Cara Mencegahnya

JAKARTA, Oketime.com - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencatat 88 kasus cacar monyet atau (Mpox) di Indonesia hingga saat ini. Sejak Januari hingga akhir Agustus 2024 terkonfirmasi 14 kasus Mpox di Indonesia.

Dikutip dari Tribunnews.com, dokter spesialis penyakit dalam subspesialis penyakit tropik infeksi RS Pondok Indah – Bintaro Jaya dr Hadianti Adlani, Sp. P.D, Subsp. P.T.I. (K) menjelaskan, penularan Mpox terjadi antar manusia akibat kontak jarak dekat dengan sekresi saluran pernapasan, darah, cairan tubuh, dan lesi kulit atau mukosa yang mengandung virus dari penderita Mpox.

"Selain itu, penularan juga dapat terjadi melalui kontak erat yang terjadi dalam waktu lama dengan orang yang terinfeksi Mpox. Terlebih yang terpapar droplet maupun berhubungan seksual. Definisi lama pada kasus ini adalah lebih dari 4 jam," ujar Hadianti, dalam keterangan resmi, Jumat (30/8/2024).

"Menggunakan atau menyentuh pakaian, sprei, selimut, mau pun permukaan yang sebelumnya digunakan dan telah terkontaminasi cairan tubuh atau cairan pada lepuhan orang yang menderita Mpox," imbuhnya.

Lanjut Hadianti, wanita yang hamil dan sedang terinfeksi Mpox bisa saja menularkan penyakit ini ke janinnya, maupun ketika proses persalinan melalui kontak kulit ibu dan bayi.

Dilaporkan bahwa angka keparahan (case fatality rate/CFR) Mpox berkisar antara 1-10 persen dengan jumlah kematian terbanyak pada kelompok usia muda.

Kasus yang parah lebih banyak terjadi pada anak-anak dan terkait dengan tingkat paparan virus, status kesehatan pasien, dan tingkat keparahan komplikasi.

Kasus kematian sebagian besar terjadi pada kelompok usia yang lebih muda karena dianggap lebih rentan terhadap penyakit, mengingat status imun belum sempurna.

Menurut Hadianti, hingga saat ini, belum ditemukan antivirus untuk penyakit Mpox, sama dengan penyakit lain yang setara dengan Mpox.

Namun Mpox dapat dicegah dengan vaksinasi cacar smallpox. Selain itu, penularan dapat dicegah dengan beberapa cara, antara lain:

- Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air mengalir, dengan teknik mencuci tangan yang benar.

- Menghindari kontak langsung dengan tikus, primata, atau hewan yang mati mendadak maupun sedang sakit.

- Menghindari kontak fisik dengan penderita atau material yang terkontaminasi penderita Mpox.

- Jika kontak dengan penderita Mpox tidak terhindarkan, gunakan alat pelindung diri ketika merawat orang yang terinfeksi Mpox.

- Masak makanan hingga matang, terutama untuk daging maupun jeroan hewan.

- Terapkan perilaku seks yang aman dengan tidak bergonta-ganti pasangan, serta tunda, atau setidaknya gunakan kondom, ketika berhubungan intim dengan penderita Mpox.

- Gunakan masker untuk mencegah penularan Mpox ketika terpaksa berjumpa orang lain.

- Bersihkan rumah, terutama permukaan benda yang sering disentuh oleh banyak orang, secara rutin.

- Pelaku perjalanan yang kembali dari wilayah terjangkit segera memeriksakan diri jika mengalami demam tinggi mendadak, pembesaran kelenjar getah bening, dan ruam kulit dalam waktu kurang dari 3 minggu setelah kepulangan.

- Pasien Mpox wajib diisolasi atau karantina mandiri, agar tidak menularkan virus ke orang lain.

"Jadi, apabila Anda atau kerabat mengalami gejala Mpox jangan ragu untuk segera ke unit Emergency rumah sakit atau berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam subspesialis penyakit tropik dan infeksi," sambungnya.

Masih Terkendali

Dikutip dari Kompas.com, sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, fatalitas cacar monyet di Indonesia rendah dan masih terkendali. Menkes Budi lantas meminta masyarakat untuk tidak terlalu khawatir karena cacar monyet bisa diobati.

"Di Indonesia kasusnya lebih banyak varian clade IIB, ini bisa diobati dan tingkat fatalitasnya kecil sekali, semua yang sakit di Indonesia sembuh, jadi enggak usah khawatir, apalagi kalau dari cacar, itu kan sudah ada vaksin ya,” ujar Menkes Budi, dilansir dari Antara, Senin (26/8/2024).

Budi menyebutkan, bahwa sampai saat ini kasus Mpox di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022, di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.

“Di Indonesia sendiri tahun 2024 mungkin ada sekitar 12-14 kasus dan belum ada lagi akhir-akhir ini. Kemarin ada satu, masih potensi, tetapi sekarang sedang dicek apakah itu benar-benar Mpox karena kemarin ada empat, tetapi tiga ternyata negatif, yang satu ini sedang dicek di lab,” katanya.

Sementara Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, vaksin Mpox massal bagi masyarakat Indonesia belum diperlukan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga belum merekomendasikan hal itu. Nadia menjelaskan saat ini vaksin tersebut diprioritaskan bagi kelompok yang berisiko terpapar virus itu.

Adapun terkait persediaan vaksin Mpox, Nadia mengatakan bahwa stok tahun ini masih cukup, sehingga belum ada urgensi untuk menambah. Meski demikian, setiap orang dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan cacar monyat, yaitu membatasi kontak fisik maupun seksual pada penderita atau suspek Mpox, hindari gonta-ganti pasangan seks, cuci tangan rutin dan selalu menjaga kebersihan diri.***

Sumber: Goriau.com