Berita Tewasnya Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar Kejutkan Dunia

Oketime.com  - Berita tewasnya pemimpin Hamas, Yahya Sinwar mengejutkan dunia. Pasalnya tidak banyak orang menyangka nasib Yahya Sinwar berakhir dengan cepat.

Apalagi Yahya Sinwar baru saja menggantikan Ismail Haniyeh pada Agustus 2024 yang juga tewas dibunuh Israel. Hanya saja dikutip BBC, Jumat (18/10/2024), jauh sebelum Yahya Sinwar jadi orang nomor satu Hamas, Israel telah memburu pria kelahiran 29 Oktober 1962 itu sejak setahun lalu.

Israel bahkan menjadikan Yahya Sinwar sebagai prioritas pertama orang yang harus dikejar dan dilenyapkan karena dianggap sebagai otak penyerangan Operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.206 orang Israel.

"Yahya Sinwar, 61, dilaporkan menghabiskan banyak waktunya bersembunyi di terowongan di bawah Jalur Gaza, bersama sekelompok pengawal dan 'perisai manusia' dari sandera yang diambil dari Israel.
Namun, pada akhirnya, tampaknya ia menemui ajal dalam pertemuan tak terduga dengan patroli Israel di Gaza selatan," deskripsi BBC.

Disebutkan BBC tewasnya Yahya Sinwar bermula saat  Pasukan Pertahanan Israel (IDF) unit Brigade Bislamach ke-828 sedang berpatroli di Tal al-Sultan, sebuah area di Rafah, pada hari Rabu (16/10/2024) waktu setempart.

Saat itu mereka bertemu dengan tiga pejuang Hamas dan langsung terjadi baku tembak. Ketiga pejuang tersebut kemudian berhasill dieliminasi.

Saat itu Israel justru sama sekali tidak curiga dengan ketiga pejuang Hamas yang telah tewas itu. Hanya saja keesokan harinya setelah diperiksa salah satu tubuh korban tewas memiliki kemiripan mencolok dengan pemimpin Hamas.

Mereka kemudian memotong bagian jari korban tersebut dan dikirim ke Israel untuk diujidan diidentifikasi. Pada saat yang bersamaan, tubuh korban tersebut dievakuasi dan dibawa ke Israel.

Daniel Hagari, juru bicara IDF, membenarkan kronologi tersebut. Saat kontak bersenjata itu terjadi mereka sama sekali tidak tahu keberadaan Yahya Sinwar di lokasi itu.

Ia menyebutkan bahwa pasukannya hanya mengidentifikasi tiga pria yang berlari dari rumah ke rumah. Pengejaran yang dilakukan membuat tiga pejuang Hamas itu terpisah.

Pria yang kemudian diidentifikasi sebagai Sinwar berlari sendirian ke salah satu bangunan dan tewas setelah ditemukan dengan drone.

Tidak ada sandera yang diyakini digunakan Sinwar sebagai perisai manusia yang hadir, dan sedikitnya pengawalnya menunjukkan bahwa ia mungkin berusaha bergerak tanpa terdeteksi, atau telah kehilangan banyak pelindungnya.

"Yahya Sinwar mati dalam keadaan tertekan, dikejar, dan melarikan diri. Dia tidak mati sebagai seorang komandan, tetapi sebagai seseorang yang hanya peduli pada dirinya sendiri. Ini adalah pesan yang jelas bagi semua musuh kami," sesumbar Yoav Gallant, Menteri Pertahanan Israel.

Sumber: Cakaplah.com