Akibat Harga Minyak Goreng Bersubsidi Minyakita Dijual Mahal, Masyarakat Beralih ke Minyak Curah

PEKANBARU (Tabloidrakyat)  - Akibat harga minyak goreng bersubsidi Minyakita masih dijual mahal oleh pedagang di sejumlah pasar tradisional di Kota Pekanbaru,  masyarakat mulai beralih menggunakan minyak goreng curah yang harganya jauh lebih murah.

Pantauan Riau Pos, Selasa (1/10) di salah satu toko pedagang di pasar tradisional Cik Puan, Jalan Tuanku Tambusai, Kecamatan Sukajadi, terlihat stok minyak goreng bersubsidi merek Minyakita masih ditemukan di pasaran.

Meskipun begitu harga jualnya yang ditetapkan oleh pedagang masih cukup tinggi, di luar harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah, yakni Rp15.700 per liternya. Hal ini membuat banyak masyarakat khususnya para pedagang gorengan dan makanan lainnya mulai beralih menggunakan minyak goreng curah yang harganya jauh lebih murah jika dibandingkan dengan minyak goreng bersubsidi.

Salah seorang pedagang Abrar mengaku selama ini harga minyak goreng bersubsidi merek Minyakita masih dijual cukup tinggi yaitu sekitar Rp16.000 hingga Rp17.000 per liter. Sedangkan untuk minyak goreng curah harganya dibanderol Rp16.000 per kilogram.

Hal ini yang membuat masyarakat khususnya para pedagang gorengan dan rumah makan mulai berpindah menggunakan minyak goreng curah lantaran jumlahnya jauh lebih banyak.

”Kalau sekarang warga khususnya pedagang makanan banyak beralih ke minyak curah karena jumlahnya lebih banyak, harga juga lebih murah. Karena perbandingan beratnya juga lebih banyak di minyak curah,” katanya.

Dirinya berharap pemerintah bisa melakukan penindakan berupa sidak agar stok minyak goreng bersubsidi kembali mudah didapatkan di pasaran. Pasalnya jika hari seperti biasa ini, para distributor enggan memberikan stok minyak goreng bersubsidi kepada para pedagang di pasaran tradisional.

”Kalau bisa ya pemerintah lakukan sidak. Kalau sudah ada informasi sidak dilapangan pasti stoknya diantarkan sendiri sama distributor ke pedagang karena takut dikenai sanksi dari pemerintah,” ucapnya.

Menanggapi mahalnya harga minyak goreng bersubsidi di Kota Pekanbaru. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru Zulhelmi Arifin, menjelaskan jika masalah produksi dari pabrik yang menyebabkan minyak goreng bersubsidi di Kota Pekanbaru dijual lebih mahal dari harga yang telah ditetapkan.

Hal ini tidak hanya menjadi permasalahan di Kota Pekanbaru saja, melainkan di daerah-daerah lain juga. Bahkan berdasarkan hasil  pantauan Disperindag di lapangan belum lama ini di sejumlah pasar tradisional, pasokan minyak goreng subsidi ini kurang dari pabrik lokal di Riau. Suplai Minyakita yang masuk ke pedagang juga terbatas, sehingga, distributor maupun pedagang memasok dari daerah lain yang membuat modal Minyakita ini tinggi. Kondisi ini membuat pedagang menjual Minyakita di atas HET.

”Kami cek di Pasar Simpang Baru, ada yang jual Rp17.000. Saya tanya kenapa jual diatas HET, mereka bilang modal saja sudah Rp16.000. Rupanya Minyakita mereka diambil dari Medan, modalnya tinggi,” katanya.

Sumber: Riaupos.com